Selasa, 27 September 2011

KORUPSI yang MEMISKINKAN

Sudah lama sejak kata-kata terhenti karena "otak" ini tak lagi bisa fokus untuk kembali "KERJA RODI". Malam ini aku habiskan waktu untuk sekedar membaca buku yang terbeli dengan menyisihkan uang bulanan, buku ini berjudul "KORUPSI yang MEMISKINKAN" sebuah buku yang berisi kumpulan artikel-artikel yang ditulis para pakar dalam sebuah surat kabar nasional.


 

Seperti judulnya buku ini membongkar habis "KORUPSI", sebuah kata yang sudah lama menjadi momok bagi kesejahteraan rakyat. Meski tulisan saya malam ini terinspirasi dari buku tersebut, saya menolak untuk mengikuti arus pembahasan didalamnya. Saya hanya ingin mengajak anda untuk ber"main-main" dengan logika tanpa harus membongkar lebih dalam isi "otak" anda.


 

  1. SEKILAS KORUPSI : STOP BICARA MORAL !!

Dalam paradigma "usang", kita selalu mengaitkan masalah korupsi dengan degradasi moral. Ok , kita pakai sementara paradigma usang itu , tapi tengok sejenak fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Ketika realita berbicara lain, korupsi dewasa ini tak hanya bicara tentang sosok orang yang bermoral bejat dan jauh dari ketaatan terhadap ajaran tuhan, bukankah belakangan kasus-kasus korupsi juga melanda sosok yang dinilai bermoral dan memiliki ketaatan yang tak lagi diragukan. Lalu apakah kita masih "kukuh" pada paradigma lama ?

Masalah MORALITAS tak bisa lagi bisa dijadikan topik sentral ketika kita membicarakan KORUPSI, agama tak bisa menjamin seseorang bisa terbebas dari WATAK KORUP. Semua bisa terjadi jika seseorang dihadapkan pada KEKUASAAN dan KEBUTUHAN pribadinya, hal tersebut bisa menjadi faktor pendorong dalam dirinya sendiri .

  1. RAKYAT MISKIN atau DIMISKINKAN ?!


     

Kemiskinan dinegara ini seakan menjadi sebuah realita yang bagi pemerintah hanya berhenti pada angka-angka (kuantitas), bukan sebuah masalah hak-hak hidup sejahtera (kualitas). Pemerintah bukan diam menghadapi hal ini, berbagai program-program terus diupayakan tapi hanya untuk menekan angka kemiskinan bukan mengentas rakyat dari hidup miskin. Tanpa mengurangi apresiasi kinerja pemerintah dalam kasus kemiskinan ini, saya akan mengajak kawan-kawan untuk sejenak mengintip realita tentang realisasi program yang ada. Kebijakan yang berhubungan dengan kemiskinan yang ada saat ini belum sepenuhnya menyentuh langsung masyarakat miskin, fenomena tersebut menjadi indikasi bahwa selama ini kebijakan tersebut rawan di"belok"an oleh para penguasa .

Ada sebuah pandangan yang mengatakan bahwa kemiskinan di Indonesia juga diakibatkan oleh budaya etos kerja rakyat Indonesia itu sendiri, tapi didalam "otak" ini pandangan tersebut hanya mejadi bahan lelucon. Coba kita renungkan lagi masalah ini, bagaimana hal itu menjadi pandangan "konyol".

"Bagaimana bisa dikatakan orang Indonesia memiliki etos kerja buruk ? Jika tukang becak mengayuh becaknya seharian hingga puluhan kilometer dan saat para buruhnya mampu mengerahkan tenaganya lebih dari 8 Jam/hari meski dengan UPAH RENDAH ."

Jika sudah demikian, apakah rakyat miskin pekerja masih layak di"kambing hitam"kan atas kemiskinan yang dialami ?. Lalu timbul pertanyaan di "otak" ini, lalu sistem apakah yang membuat mereka sulit keluar dari "LINGKARAN SETAN KEMISKINAN"

Singkatnya KORUPSI memang tidak sepenuhnya menjadi faktor utama adanya kemiskinan, tapi indikasi bahwa kemiskinan merupakan "efek samping" dari KORUPSI juga tidak bisa dibantahkan. Maka kita bisa tarik kesimpulan bahwa secara sistematis KORUPSI bisa MEMISKINKAN rakyat, tentu dengan cara-cara "CANTIK" yang sudah tersistematis.


 

        " LALU , RAKYAT INDONESIA ini MISKIN atau DIMISKINKAN ?? ....."

Rabu, 07 September 2011

Saat Konspirasi POLITIK dan Korupsi "JAJAH" PSSI !!

Oleh : Nano Che .

 Kekalahan Indonesia saat melawan Bahrain kemarin memang sangat mengecewakan, Timnas di"HAJAR" 0-2 oleh Bahrain. Kekalahan semalam memaksan saya "Angkat Senjata" (Menulis Blog) tentang kondisi sepak bola yang memprihatinkan ini, setelah nonton bareng pertandingan kemaren malam bersama beberapa kawan kos, saya jadi teringat diskusi ringan bersama kawan-kawan di Surabaya. Saat itu ditengah-tengah "Demam" REVOLUSI PSSI, yaitu gerakan yang bertujuan meng"KUDETA" Nurdin Halid dan Kroninya dari "Tahta" PSSI. Bermodal diskusi tersebut dan beberapa sumber yang kompeten, akhirnya saya memutuskan untuk "Angkat Senjata" (Menulis Blog) dengan tujuan memberikan sedikit "Sinar" bagi rakyat agar tak lagi terjebak dalam "Kubangan KOTOR" sepak bola Indonesia.

Ingin Kenal PSSI ? Berikut Info Lengkap Tentang PSSI :


WWW.PSSI-FOOTBALL.COM


A. Membokar "BOROK" Yang Disimpan Rapat !! .


Dalam diskusi bersama kelompok suporter Pasoepati di Solo, 12 Juni 2012, Rochy Putiray yang menjadi salah satu pembicara bercerita tentang pengalamannya selama membela timnas Indonesia, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan indikasi suap dan pengaturan skor di timnas.
Menurut Rochy Putiray pengaturan skor tak hanya terjadi di kompetisi, tapi juga sudah sampai ke level timnas. Modus operandi pengaturan skor tak lain dan tak bukan hanya untuk kepentingan judi di level elite.

PSSI Harimau vs Garuda, Piala Kemerdekaan 
Saat Rochy membela timnas harimau di Piala Kemerdekaan di Surabaya sinyal pengaturan skor begitu kuat terasa. Ketika itu PSSI Harimau sukses mengalahkan timnas Garuda di semifinal. Timnas Harimau dimanajeri H. Santo. PSSI Garuda yang disiapkan tampil di SEA Games pun batal berangkat karena kalah. Posisinya digantikan PSSI Harimau.

SEA Games 1997 di Jakarta
Indikasi judi dan pengaturan skor juga terjadi di SEA Games 1997 di Jakarta. Ketika itu timnas yg sudah lolos ke semifinal melakoni laga terakhir grup melawan Filipina dan memainkan pemain lapis kedua. Jadi walaupun pada pertandingan terakhir itu timnas Indonesia kalah, tetap akan maju ke semifinal. Hasil pertandingan ini, timnas Indonesia pun tetap menang 3-0. Tapi meski pemain lapis kedua ini menang, para pemain timnas dimaki-maki pengurus di ruang ganti, dan disalahkan dengan alasan karena tidak bisa menang 5-0.


Piala Tiger 1998
Pada pertandingan terakhir babak penyisihan Tiger Cup (sekarang namanya udah jadi AFF Cup) group A tahun 1998. Waktu itu Indonesia bertemu Thailand pada pertandingan terakhir grup, dengan kondisi Indonesia memuncaki group dan Thailand berada di peringkat dua grup. Kedua tim sudah pasti lolos ke babak semifinal.
Kondisi saat itu adalah kedua tim sama-sama tidak ingin bertemu Vietnam yang pada waktu itu menjadi tuan rumah. Vietnam sendiri pada waktu itu menempati posisi kedua group B, sehingga antara Indonesia dan Thailang, yang memenangi pertandingan ini akan bertemu Vietnam di semifinal. Sedangkan yang kalah akan menjadi runner up, dan akan bertemu Singapura. Demi menghindari Vietnam di semifinal,  tapi pada akhirnya Mursyid Effendi dengan sengaja mencetak gol bunuh diri, dan Indonesia kalah 3-2.
Gol bunuh diri Mursyid Effendi juga atas perintah manajemen timnas. Karena kasus gol bunuh diri dengan sengaja ini akhirnya mencoreng nama timnas Indonesia, akhirnya pihak PSSI memberi hukuman kepada Mursyid Effendi, yaitu larangan seumur hidup tidak boleh berkiprah di sepakbola. Sampai saat ini pihak yang memberi instruksi untuk gol bunuh diri tersebut tetap tidak dikenai sanksi.

Piala Asia 2000
Di Piala Asia 2000 indikasi pengaturan skor jg terasa! Para pemain diminta tampil fight dan kalaupun kalah minimal 0-3 vs Korsel. Menurut Rochy Putirai, sayangnya indikasi pengaturan skor sulit diinvestigasi lantaran sulitnya mengumpulkan bukti-bukti. Pengaturan skor, suap, judi, dan bermain dgn wasit jd salah satu penyebab keringnya prestasi timnas. Kalau sepakbola masih dikelola seperti saat ini amat sulit untuk bisa berprestasi 10-15 tahun kedepan.

 ( Sumber : Pengakuan Rochy Putiray (Mantan Pemain TIMNAS) @ "Revolusi PSSI.com" )

"BOROK" ini adalah sedikit dari sekian banyak hal yang berhasil diungkap, sebagai salah satu upaya untuk menyingkap "TABIR HITAM" yang ada di dunia per-sepak bola-an yang ada di tanah air . "BOROK" yang disimpan oleh pengurus PSSI selama ini, meski "BOROK" ini diungkap dalam upaya "Gerakan KUDETA untuk Nurdin Halid dan Kroni-Kroninya" tapi kali ini saya BONGKAR sebagai upaya memberi sedikit "Sinar" bagi mereka yang sedang rindu kejayaan " Sang Garuda" .

B. Tentang "REVOLUSI PSSI" itu "KOSONG" .

Berawal dari kegagalan TIMNAS menjadi KAMPIUN Piala AFF Suzuki Cup 2011, wacana "REVOLUSI PSSI" kembali dan semakin santer terdengar di tengah hingar-bingar kekecewaan rakyat yang seakan memuncak terhadap "Rezim Nurdin Dkk" yang kembali gagal mempersembahkan prestasi terbaik untuk masyarakat yang rindu akan kejayaan "Sang Garuda". Ya ! Kegagalan TIMNAS saat Piala AFF seakan jadi momen yang sangat tepat bagi mereka yang sejak KSN (Kongres Sepakbola Nasional) telah berniat menggulung Nurdin dan Antek-anteknya itu (KSN menghasilkan 7 butir Petisi Rekomendasi ), seakan mendapatkan kembali angin segar untuk kembali melakukan "KUDETA" terhadap "Rezim Nurdin" yang mereka tuding telah "GATOT" ( Gagal Total ) dalam mempersembahkan prestasi untuk RAKYAT .

Wacana "REVOLUSI PSSI" menggelinding semakin besar ditengah masyarakat yang sudah jenuh, untuk semakin menarik simpati dari rakyat mereka (Kelompok Anti-Nurdin dkk) menyajikan kompetisi tandingan yang mereka klaim sebagai "Liga Profesional" dan dapat menjadi solusi tebaik untuk mengatrol prestasi sepak bola Indonesia yang mereka beri nama LPI (Liga Primer Indonesia), mereka memang akhirnya berhasil menggiring opini dan simpati rakyat Indonesia dengan Intrik-intrik sandiwara ke"Pahlawan"an mereka . Kondisi yang demikian ini mereka manfaatkan untuk mulai terang-terangan menabuh "Genderang Perang" perebutan Tahta PSSI, dengan modal dukungan dan simpati dari rakyat yang terlihat mulai "Terlena" oleh Demam "REVOLUSI PSSI" yang terus digulirkan oleh para tokoh-tokoh yang terlibat dalam Sandiwara Heroik dengan judul "REVOLUSI PSSI" .

C. LPI - Liga Abal-abal ( Senjata dengan Harga Rp 1 Triliun Lebih ) .

Seperti apa yang saya tulis diatas, bahwa LPI yang diklaim sebagai Liga Profesional itu ternyata hanya bagian dari SKENARIO besar dalam "PERANG" perebutan kekuasaan. LPI memang bagian dari Sandiwara Heroik ini, karena LPI hanya digunakan untuk memunculkan satu "SOSOK" yang nantinya seakan menjadi "DEWA" penyelamat Sepak Bola Indonesia. Dewa "Karbitan" itu adalah Arifin Panigoro seorang pengusaha sukses dengan perusahaan besarnya MEDCO (Perusahaan Yordania), untuk memperlancar kemunculan sosok AP (arifin panigoro) ini MEDCO ( Perusahaan AP) menggelontorkan dana sebesar Rp.1 Triliun untuk mensponsori liga LPI yang sebagian besar dananya di"Pinjam"kan kepada klub yang ikut bergabung dengan LPI (Masing-masing klub mendapat kucuran dana sebesar Rp 20 Milyar). Usaha ini memang berhasil, paling tidak beberapa klub sudah mulai tergoda dengan dana yang menggiurkan itu kita sebut saja (PSM Makassar, PERSIBO Bojonegoro, Persema Malang, Persebaya '27 Surabaya) memilih merapat ke LPI .

D. REVOLUSI PSSI ato Pertarungan POLITIK .

Sebelum mengulas lebih jauh tentang hal ini, saya sedikit mengutip pendapat Andrinof Chaniago pengamat politik dari Universitas Indonesia dalam wawancaranya bersama Okezone.com

“PSSI sebagai tempat pertarungan politik. Terkait dengan terpilihnya Djohar Arifin bisa jadi kemendangan politik Demokarat,” kata Andrianof saat dihubung Okezone ( 9/7/11 )

Dari pendapat Andrianof diatas, saya akan mencoba mengantarkan anda pada sebuah permainan Logika yang digabungkan oleh kenyataan umum. Anda tahu siapa Nurdin Halid ? Ya, selain Ketua Umum PSSI dia juga dikenal sebagai salah satu kader setia Partai Berlambang Beringin (GOLKAR), sebagai seorang kader setia dia harus mendukung setiap program partainya termasuk dalam masalah mencari dukungan dari masyarakat. Politisasi ditubuh PSSI semakin tercium saat TIMNAS yang berlaga di Piala AFF berkunjung ke kediaman keluarga Bakrie di kawasan Menteng, Jakarta . Saat itu Nurdin memberikan sambutannya sebagai Ketua Umum PSSI namun mengindikasikan POLITISASI PSSI , dalam sambutannya Nurdin berkata .

"Dalam tujuh tahun terakhir, kesuksesan timnas tidak lepas dari pengorbanan keluarga Bakrie, terutama Bapak Nirwan," Ucap Nurdin .

Momen pergolakan yang sedang terjadi saat itu ( Pertarungan antara Pro dan Anti Nurdin ), membuka peluang bagi partai lain untuk ikut serta dan membenamkan pengaruh partai Golkar di lingkup PSSI. Nyata sudah siapa partai yang akan menunggangi momen ini, ya partai Demokrat ternyata ambil bagian dalam sandiwara besar ini. Hal ini paling tidak mulai terbukti saat Andi Malarangeng (Menpora sekaligus Salah satu orang penting dijajaran partai belambang Mercy itu mulai ikut terlibat, setelah dia sebagai Menpora mensahkan berjalannya LPI dengan melegalkan laga perdana LPI didetik-detik akhir. Pertarungan jadi semakin "PANAS" saat Menpora secara terang-terangan mengancam Nurdin Halid dan antek-antek.nya dengan melakukan Intervensi terhadap kasus kisruh PSSI, Andi Malarangeng menyatakan bahwa pemerintah memiliki wewenang untuk mencabut mandat dan melengserkan Nurdin Halid. Disisi lain Nurdin yang merasa gerah  dengan ulah Menpora mengancam akan membawa masalah ini ke FIFA sebagai Otoritas tertinggi sepak bola tanah. Singkatnya pertarungan sengit kedua partai di Area Sepak Bola ini dimenangkan oleh Partai Demokrat ditandai dengan jatuhnya Nurdin Halid dan Kroninya .

Era GOLKAR di PSSI sudah habis, digantikan Era baru yaitu Era Demokrat dengan tokoh-tokoh super hero dalam sandiwara besar "REVOLUSI PSSI". Hal ini menandakan bahwa saat ini PSSI kita telah dipenuhi oleh "Kubangan Kotor" kepentingan-kepentingan POLITIK di dalamnya . Jadi silahkan disimpulkan , REVOLUSI PSSI ato Pertarungan POLITIK ? .

E. Pertarungan  Dua Pebisnis Dibalik "Revolusi PSSI" .

Melihat sandiwara heroik "Revolusi PSSI" maka kita akan mendengar dua nama yang tak asing di dunia bisnis tanah air , mereka adalah Arifin Panigoro (MEDCO) dan Abu Rizal Bakrie (Bakrie Group). Sepak bola Indonesia adalah magnet uang bagi mereka, melihat monopoli (Bisnis Bola) yang dilakukan oleh Bakrie (Bakrie Group) Arifin Panigoro tak tinggal diam, dia berniat meramaikan persaingan dalam meraup untung di Sepak Bola. Untuk melancarkan aksinya itu AP membawa gerbong MEDCO (Perusahaan milik pangeran Yordania) yang siap menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk menghapus dominasi Bakrie Group, hal yang paling nyata adalah saat bakrie memberikan Bonus Hadiah berupa sepetak tanah kepada TIMNAS ( PSSI) untuk digunakan, sedang untuk menandinginya MEDCO menghabiskan dana lebih dari Rp.1Triliun untuk membuat Liga tandingan (Sebagai salah satu upaya mendukung penggulingan Nurdin yang dianggap sebagai RELASI Bakrie Group) .

Sebagaimana diketahui, Sepak Bola nasional saat ini sedang berada di radar "UANG" Bakrie Group sebagai Contoh : Terjalinnya kerjasama antara PSSI dan ANTV tentang Hak Siar Tunggal dan dalam jangka waktu lama, jatuh-nya "REZIM Nurdin" merupakan kemenangan bagi MEDCO karena dengan begitu mereka bisa membuka peluang untuk menghapus dominasi keluarga bakrie .

KEDUANYA PUNYA SATU TUJUAN :

" Menjadikan Sepak Bola sebagai LADANG UANG "

Finishing : " Revolusi Sepak Bola bukan Revolusi PSSI ".

Hal diatas perlu ditekankan agar kita bisa membedakan, mana yang tujuan akhirnya benar-benar kemajuan sepak bola Indonesia dan mana yang tujuannya hanya ingin mendapatkan keuntungan dari "Gejolak Rakyat" terhadap perkembangan sepak bola tanah air . Lihatlah mereka yang dulu berperan sebagai "SuperHero" dangan jargon-jargon palsu-nya " Save Our PSSI", "Revolusi PSSI" dll, kini mereka sedang menikmati happy ending dari sandiwara panjang, mahal dan melelahkan itu dan seperti biasa saatnya mereka untuk bagi-bagi jatah kursi kekuasaan hasil "Membodohi" rakyatnya sendiri .

Yang harus ditekankan saat ini adalah REVOLUSI Sepak Bola, sebuah perubahan sistem besar-besaran segala elemen di dunia sepak bola. Dari segi penyediaan lapangan bola sebagai sarana berlatih yang cukup mumpuni agar potensi-potensi muda kita dapat tergali, bagaimana kita bisa bicara prestasi tingkat dunia ? jika pemerintah lebih suka membangun MALL daripada menyediakan lapangan bola . Dari segi pelatihan yang harus dapat dijangkau oleh segala lapisan masyarakat, ada sebuah realita yang berkembang saat ini bahwa stiap orang tua yang meninginginkan anaknya jadi pemain bola yang berbakat harus mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB) yang biaya-nya tak dapat dijangkau oleh beberapa lapisan masyarakat, dari info yang diperoleh saat ini biaya masuk SSB berkisar ratusan ribu hingga jutaan rupiah, disaat kondisi seperti inilah peran pemerintah lebih dibutuhkan agar bisa menampung segala POTENSI Anak Bangsa. Banyak lagi sistem yang harus diperbaiki bersama-sama .

Ingat Revolusi Sepak Bola ! Bukan Revolusi PSSI ! Karena Revolusi PSSI berarti Revolusi Kekuasaan ..

(Menolak Dibodohi ! Menolak KORUPSI dan POLTISASI di Sepak Bola)

Kekuasaan tidak akan Mengantar kita pada GELAR apapun !!

---------------------------------------------------------------------------------
Sumber :

# Kompas.com :
Dana APBD di Sepak Bola Berpotensi Korupsi
# Okezone.com
Djohar Ketum PSSI, Kemenangan Politik Bagi Demokrat
#Vivanews.com (Forum) :
Partai Politik "PSSI"
# Revolusipssi.com
Pengakuan Rochy Putiray .
#Detik.com (Forum) :
Golkar-Demokrat Berebut PSSI
# dll .

Sabtu, 03 September 2011

DIJUAL Segera KEBUN BINATANG SURABAYA

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kebun Binatang Surabaya (KBS), akhirnya ditawarkan ke investor. Langkah ini dilakukan setelah Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mencabut izin KBS, lantaran konflik internal berkepanjangan yang sejak tahun 2006 hingga kini. Kondisi itu menyebabkan tewasnya hewan langka
secara beruntun.

"Kami menyayangkan KBS yang berdiri sejak 1932, harus berhenti hanya karena dipicu konflik internal. Salah satu jalan ya ditawarkan ke pihak ketiga atau investor untuk mengelola, membangun dan menangani secara profesional." ucap Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan (Kemhut) Darori di Jakarta, kemarin.

Saat ini, sambung Darori, KBS dikelola sementara oleh Kementerian Kehutanan dan tim terdiri Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya, Balai Besar Jatim, PKBSI, serta Ditjen PHKA. Pengelolaan sementara ini juga tidak bagus, dan lebih bagus lagi diserahkan pihak ketiga.

Dikatakan, Kemhut tengah menjajaki mengundang investor sebagai pihak ketiga. Pengundangan investor ini, dilakukan agar KBS nantinya berubah dari kebun binatang tradisional menjadi kebun binatang modern.
Rencananya, pekan depan, akan dibahas empat agenda penting terkait keberlangsungan KBS, sesuai SK Menhut No. 53/2006 tentang perlindungan hutan dan konservasi alam bersama Gubernur Jatim Soekarwo dan Walikota Surabaya Bambang DH.

Pertemuan itu membahas 4 agenda : menyelamatkan satwa, meningkatkan fasilitas KBS, membuat kesepakatan dengan Gubernur Jatim dan Walikota Surabaya untuk tidak memindahkan KBS serta mencari investor dari pihak ketiga untuk membangun dan mengelola KBS secara profesional.

Pengundangan investor akan sangat baik dalam pengelolaan taman konservasi satwa seperti yang dilakukan investor terhadap Taman Safari, Kebun Binatang Prigen dan kebun binantang di area Wisata Bahari Lamongan. Sehingga, jika ada investor pasti ada inovasi pelayanan, fasilitas memadai serta produk wisata yang layak jual, sambungnya .

MENOLAK LUPA !! ( DEDICATED For MUNIR )

kulihat poster poster bergambar Munir ..
MENOLAK LUPA! ...
tegas terbaca ...
di gang gang di jalan jalan tercium bau anyir ..

diingatkan Mei ...
dimana mana kemana mana ...
dari masa ke masa ...
dehumanisasi terus terjadi ...

yang hidup ...
dipaksa mati ...
yang hilang ...
tak kembali. ...

apa yang bisa kubuat ...
dengarkan suara korban ...
sebarkan kisah mereka ...
dalam bentuk apa saja kubisa ....

Elie Wiesel bilang,
“Mari merebut ruang,
agar kata kata terakhir
tidak dikuasai pelaku
tapi jadi milik korban!”



Jogjakarta, 2010

Jumat, 02 September 2011

MUNIR : 7 Tahun Dibunuh . 7 Tahun Tanpa KEADILAN !!

Oleh : Nano Che .

7 Tahun Dibunuh !!!
7 Tahun Tanpa Keadilan Untuk Si "Pejuang" HAM !!!

Tak mudah menjadi orang "BENAR" di negri ini, setidaknya itulah yang dirasakan oleh beberapa aktivis dan para pejuang HAM di negri ini . Hal yang sama yang dialami oleh Alm.Munir Said Thalib (Munir) pria kelahiran Malang, 8 September 1965 ini menjadi korban "GANAS".nya negri ini bagi para pejuang kemanusiaan seperti dia . Munir memang salah satu aktivis yang masih sangat "vokal" menyuarakan keadilan bagi semua rakyat di negri ini tanpa harus memandang siapa dia dan darimana dia berasal .

Kasus-kasus penting yang pernah ditangani

  • Penasehat Hukum dan anggota Tim Investigasi Kasus Fernando Araujo, dkk, di Denpasar yang dituduh merencanakan pemberontakan melawan pemerintah secara diam-diam untuk memisahkan Timor-Timur dari Indonesia; 1992
  • Penasehat Hukum Kasus Jose Antonio De Jesus Das Neves (Samalarua) di Malang, dengan tuduhan melawan pemerintah untuk memisahkan Timor Timur dari Indonesia; 1994
  • Penasehat Hukum Kasus Marsinah dan para buruh PT. CPS melawan KODAM V Brawijaya atas tindak kekerasan dan pembunuhan Marsinah, aktifis buruh; 1994
  • Penasehat Hukum masyarakat Nipah, Madura, dalam kasus permintaan pertanggungjawaban militer atas pembunuhan tiga petani Nipah Madura, Jawa Timur; 1993
  • Penasehat Hukum Sri Bintang Pamungkas (Ketua Umum PUDI) dalam kasus subversi dan perkara hukum Administrative Court (PTUN) untuk pemecatannya sebagai dosen, Jakarta; 1997
  • Penasehat Hukum Muchtar Pakpahan (Ketua Umum SBSI) dalam kasus subversi, Jakarta; 1997
  • Penasehat Hukum Dita Indah Sari, Coen Husen Pontoh, Sholeh (Ketua PPBI dan anggota PRD) dalam kasus subversi, Surabaya;1996
  • Penasehat Hukum mahasiswa dan petani di Pasuruan dalam kasus perburuhan PT. Chief Samsung; 1995
  • Penasehat Hukum bagi 22 pekerja PT. Maspion dalam kasus pemogokan di Sidoarjo, Jawa Timur; 1993
  • Penasehat Hukum DR. George Junus Aditjondro (Dosen Universitas Kristen Satyawacana, Salatiga) dalam kasus penghinaan terhadap pemerintah, Yogyakarta; 1994
  • Penasehat hukum Muhadi (seorang sopir yang dituduh telah menembak polisi ketika terjadi bentrokan antara polisi dengan anggota TNI AU) di Madura, Jawa Timur; 1994
  • Penasehat Hukum dalam kasus hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa di Jakarta; 1997-1998
  • Penasehat Hukum dalam kasus pembunuhan besar-besaran terhadap masyarakat sipil di Tanjung Priok 1984; sejak 1998
  • Penasehat Hukum kasus penembakan mahasiswa di Semanggi, Tragedi Semanggi I dan II; 1998-1999
  • Anggota Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM di Timor Timur; 1999
  • Penggagas Komisi Perdamaian dan Rekonsiliasi di Maluku
  • Penasehat Hukum dan Koordinator Advokat HAM dalam kasus-kasus di Aceh dan Papua (bersama KontraS)
NB : Wikipedia (Sumber) .

Usaha-usaha "KOTOR" yang coba dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin "Membungkam" suara-suara keadilan keluar dari mulut.nya selalu gagal, berbagai intrik-intrik juga mengalami jalan buntu . Munir terus melaju dengan satu keyakinan bahwa : " KEADILAN Merupakan Harga MATI " . Berbagai usaha yang terus gagal membuat para pihak-pihak itu semakin merasa galau dengan suara-suara lantang dari sosok yang pernah menempuh pendidikan di FAKULTAS HUKUM - Universitas Brawijaya, maka intrik kotorpun telah sampai pada klimaks.nya saat Sang "Pejuang" HAM ini berhasil dibungkam suara.nya untuk selamanya, Ya dia berhasil dibunuh dengan racun saat dalam perjalanan udaranya menuju Amsterdam Belanda .

7 Tahun berlalu setelah terbunuh.nya MUNIR, Kasus pembunuhan ini seakan semakin "Abu-abu" jauh dari apa yang dicari selama ini oleh SUCIWATI ( Istri Alm.Munir ) beserta rekan-rekan lain yang peduli terhadap kasus ini yaitu kata : "KEADILAN" . Tak mudah memang menegakkan keadilan di negri ini, sudah 7 tahun kasus ini hanya menjadi sebuah "Skenario" drama para penegak hukum . 7 Tahun tanpa kejelasan hukum atas kasus yang merenggut nyawa suami.nya ini SUCIWATI masih tegar dan semakin kokoh mencari keadilan meski berkali-kali dia dicoba untuk dibungkam, Ya SUCIWATI banyak ditekan untuk menutup dan menghentikan proses kasus ini dengan jalan "DAMAI" dengan cara menawarkan uang "GANTI RUGI" kepadanya untuk segera menutup rapat kasus ini.

Seperti kasus-kasus pelanggaran HAM lainnya di Indonesia, kasus Munir mungkin hanya dijadikan sebagai bahan mainan oleh para pemegang KEKUASAN . Semakin jelas sudah bahwa HAM di negri ini telah berada digenggaman tangan-tangan "KOTOR" yang mencoba untuk menghentikan langkah para "PEJUANG KEADILAN" .

Maka dari itu, mari kawan kita buka kembali lembar-lembar usang kasus pelanggaran HAM yang terjadi di negri ini, untuk kembali menegakkan KEADILAN sebagai upaya pengembalian KEDAULATAN RAKYAT.

13 Tahun Sudah . 13 Aktivis itu Masih Dihilangkan . ( Coretan Hitam HAM )

 Oleh : Nano Che

13 Aktivis Pembela Rakyat itu DIHILANGKAN !!!
13 Tahun Sudah Mereka DIHILANGKAN !!!
13 Tahun Keadilan HAM Dibungkam !!



Masih terlalu dini saat kita melupakan sejarah akan tumbangnya REZIM ORBA ( Orde Baru ), rezim yang berkuasa lebih dari 32 tahun dibawah pimpinan SOEHARTO itu akhirnya harus mengakui ke"Sakti"an rakyat Indonesia yang digawangi oleh pergerakan mahasiswa yang sudah muak dengan segala intrik-intrik kotor "Sang Penguasa" . Gerakan mahasiswa dalam skala nasional ini sangat membuat Soeharto yang didukung kekuatan militernya ini tak bisa hidup nyenyak, gelombang demonstran besar-besaran yang terjadi di ibu kota ini akhirnya membuat SOEHARTO harus turun dari tahta.nya . Ya Sang Penguasa akhirnya harus tumbang di tangan RAKYAT yang sudah muak .

Tapi tak banyak dari kita yang tahu, bahwa perubahan besar itu menyisakan cerotan hitam tentang hilang.nya ( Diculik ) 13 Aktivis yang saat itu berjuang menyuarakan Suara Rakyat. Dari beberapa mereka yang diculik memang ada yang akhirnya dilepaskan, tapi ada 13 Orang yang sampai saat ini masih belum kembali (Dihilangkan) . Mereka adalah . . :

Daftar 13 orang hilang
No
Nama
Keterangan
Waktu Hilang
1
Yani Afri (Rian)
Pendukung PDI Megawati, ikut koalisi Mega Bintang dalam Pemilu 1997
Hilang di Jakarta pada 26 April 1997
2
Sonny
Pendukung PDI Megawati
Hilang di Jakarta pada 26 April 1997
3
Deddy Hamdun
Pengusaha, aktif di PPP dan dalam kampanye 1997 Mega-Bintang
Hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997
4
Noval Alkatiri
Pengusaha, aktivis PPP
Hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997
5
Ismail
Sopir Deddy Hamdun
Hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997
6
Wiji Thukul
Penyair aktivis JAKER/PRD
Hilang di Jakarta pada 10 Januari 1998
7
Suyat
Aktivis SMID/PRD
di Solo pada 12 Februari 1998
8
Herman Hendrawan
Aktivis SMID/PRD
di Jakarta, 12 Maret 1998
9
Petrus Bima Anugerah
Aktivis SMID/PRD
Hilang di Jakarta pada 30 Maret 1998
10
Ucok Munandar Siahaan
Mahasiswa Perbanas      
Diculik saat kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta
11
Yadin Muhidin
Alumnus Sekolah Pelayaran
Hilang di Jakarta saat kerusuhan 14 Mei 1998
12
Hendra Hambali
Siswa SMU
Hilang saat kerusuhan di Glodok, Jakarta, 15 Mei 1998
13
Abdun Nasser
Kontraktor
Hilang saat kerusuhan 14 Mei 1998, Jakarta

Kamis, 01 September 2011

Negara Bukan Perusahaan !!

Oleh : Nano Che .

Sudah 10 tahun lebih rezim orde baru di gulingkan oleh kekuatan rakyat Indonesia, rezim yang berkuasa dengan kekuatan bersenjatanya akhirnya juga harus tumbang ditengah AMARAH rakyat yang meluap .

Hari ini sesudah tumbangnya rezim ORBA, masyarakat kembali tertindas oleh rezim penguasa yakni REZIM BABI ( S .BAmbang . Y - BoedIono ) tentunya dengan gaya yang berbeda . Kali ini mereka mengusung gaya GLOBALISASI melalui sistem ekonomi yang mereka anut yakni KAPITALIS - NeoLiberalisme.nya , melalui sistem ini tanpa sepengetahuan rakyat mereka telah menjual beberapa saham BUMN ketangan asing ( Pertamina, Telkom, dll ) belum juga dengan beberapa kekayaan alam Indonesia yang mereka serahkan kepada asing untuk menguras.nya dengan dalil " Penanaman Modal Asing " mreka telah gadaikan kekayaan alam ini . Mereka tak berhenti disitu, program pembangunan nasional ternyata hanya dijadikan "LADANG" Korupsi bagi para kader-kader "PILIHAN"nya . Dengan kedok Proyek pemerintahan mereka "kong-kalikong" yang ujung-ujung.nya menguras habis uang rakyat .

Merajarela.nya REZIM Penguasa hari ini tak lepas dari sukses.nya HEGEMONI bahwa :

" Ekonomi Nasional akan berkembang ditangan PENGUSAHA "Sukses".."
Tentunya setiap hegemoni memiliki tujuan dalam hal ini tujuan hegemoni rezim saat ini tak lain adalah bahwa nantinya rakyat akan terlena dan terbawa pada arus pemikiran bahwa ditangan pengusaha "Sukses" ekonomi Indonesia akan mengalami kemajuan .

Sukses.nya hegemoni ini menjadi pintu gerbang menuju jalan pintas para pengusaha besar untuk bisa masuk dalam area per-politikan tanah air atau paling tidak bisa menancapkan pengaruhnya . Hal ini bukan sebuah argumen tulisan saja karena setidaknya hal ini dapat dilihat semenjak REZIM ORBA runtuh dan diganti oleh Era Reformasi (Kata.nya) maka beberapa pengusaha besar mulai "Unjuk GiGi" dalam meniti karir politik.nya, tercatat beberapa nama pengusaha yang memulai karir politiknya seperti JUSUF KALLA (Golkar) dan Surya Paloh (Golkar) serta beberapa nama lainnya seperti ABURIZAL BAKRIE (Golkar) dll .Beberapa dari mereka SUKSES dengan karier politik.nya dan menjadi orang-orang berpengaruh dipartainya, tak sedikit dari mereka yang menjabat sebagai pejabat pemerintahan seperti Jusuf Kalla (Wapres 2004-2009) dan ABURIZAL BAKRIE (Menkokesra 2004-2009) .

Masuk.nya para pengusaha ini nanti.nya ( Ya . diakui ato Enggak ) akan sedikit banyak mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah di sektor-sektor tertentu dan sudah pasti sektor kebijakan ekonomi menjadi favorite intervensi mereka . Mau bukti ? ( Biar lebih jelas ) tengok sejenak kasus Lumpur LAPINDO di Sidoarjo, dalam sebuah ijin pengeboran logika.nya kesalahan yang dilakukan oleh PT.LAPINDO ( Perusahaan pengeboran milik keluarga Aburizal Bakrie ) merupakan tanggung jawab PT.LAPINDO seluruh.nya tanpa harus membuat pemerintah menguras anggaran hanya untuk "Membantu" meringankan tanggung jawab dr PT.LAPINDO . Kasus lain yang kita tak ketahui adalah semakin banyaknya perusahaan asing yang melakukan "BONGKAR PAKSA" kekayaan alam di negri ini, setelah Tambang Emas di"KURAS" habis oleh PT.FREEPORT Indonesia ( Milik AMERIKA) kali ini PT.NewMont (Inggris) menjadi penguras tambang emas dan biji besi di NTB .

Kebijakan-kebijakan "SESAT" pemerintahan di sektor ekonomi ini memang tak lepas dari intervensi para pengusaha yang terjun kedalam percaturan politik, mereka gunakan pengaruhnya untuk meng-intervensi segala kebijakan pemerintah . "Hubungan spesial" antara PEJABAT-PENGUSAHA menjadi sebuah trend, para politikus (individu) dan partai (organisasi) berlomba-lomba mencari sumber dana untuk mendanai kampanye pemilu mereka, melalui celah inilah para pemodal dan pengusaha me"nitip"kan beberapa kebijakan untuk mempermudah BISNIS mereka .

Semua kebijakan perekonomian yang diatas dan adanya intervensi dari para pengusaha baik yang terjun langsung maupun yang hanya menaruh pengaruh.nya ini hanya mengantarkan negri ini pada detik-detik
"Gulung Tikar".nya perekonomian nasional. Pemikiran bahwa Pengusaha yang "Sukses" akan mampu men"Sukses"kan perekonomian nasional . Logika sederhananya adalah mengolah sebuah perusahaan tak sama dengan mengolah sebuah negara, ini bukan masalah yang sepele karena mengolah negara bukan hanya mengoleh satu jenis perusahaan dengan satu jenis barang/jasa yang dihasilkan. Sedangkan para pengusaha itu hanya berpedoman pada ilmu-ilmu "SAKTI" BISNIS mereka . Seorang peraih hadiah nobel ekonomi dan juga pakar ekonomi dunia bernamaPAUL KRUGMAN dalam buku yang ditulisnya : 
"Negara Bukan Perusahaan" ,
mementahkan semua argumen dan "ILMU SAKTI" para pengusaha yang ingin "mengolah" ekonomi nasional (Amerika Serikat) . Paul Krugman menyatakan bahwa mengolah perusahaan jauh beda dengan mengolah "Perekonomian" nasional .

Perekonomian Nasional haruslah berpihak kepada kepentingan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya menyalurkan "hasrat" bisnis beberapa golongan . Masa depan kita bukan di OTAK para pengusaha itu, NEGARA BUKAN PERUSAHAAN yang Setiap KEKAYAAN.nya BISA DIJUAL-BELIKAN sedangkan rakyat.nya hanya menjadi penonton manis ditengah MIMPI-MIMPI SEJAHTERA .

Seharus.nya segala kekayaan itu barhak kita nikmati untuk kesejahteraan bangsa ini, namun semuanya telah digadaikan kepada pihak-pihak lain . Yang tersisa dinegri yang kaya ini adalah kemiskinan dan pembodohan .

Maka kita para rakyat yang berpendidikan tak boleh lagi terdiam dan hanya menjadi Penonton Manis atas aksi-aksi para penguasa yang telah merampok "KEKAYAAN PERTIWI" ini . Kita harus bergerak dan berikan totalitas perjuangan kita untuk merobohkan sistem yang sudah BOBROK dan BUSUK ini , kita harus berani bersatu dan lantang teriakan perlawanan dan kembali merebut "KEJAYAAN NEGERI" ini kawan .

Selasa, 07 Juni 2011

Terhimpit Kemiskinan dan Biaya Sekolah, Ribuan Siswa Tuban Tak Bisa Melanjutkan Sekolah

Tuban, zonaberita.com - Ribuan anak di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, `terpaksa` putus sekolah karena harus bekerja membantu orantua. Rata-rata mereka setingkat SD dan SMP.
Kasi Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3), Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Tuban, Widodo, membenarkan hal tersebut. “Anak-anak yang putus sekolah dan harus bekerja membantu orangtua karena kondisi ekonomi, sehingga mereka tak bisa melanjutkan pendidikan ke bangku SD maupun SMP,” terangnya pada zonaberita.com, Kamis (26/5/2011).

Dijelaskannya, pekerjaan yang mereka geluti berbagai macam. Seperti menjadi tukang becak, kuli bangunan, mengambil batu kumbung, menjadi nelayan maupun petani. “Hampir di seluruh kecamatan ada dan jumlahnya tidaklah sedikit,” pungkas Widodo.

Sementara itu, ketika ditanya solusi untuk mengurangi banyaknya anak-anak putus sekolah, Widodo menjawab, bahwa dalam dua tahun ini, pihaknya hanya bisa membuat Program Pengurangan Pekerja Anak dalam rangka  mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PHK) yang merupakan program nasional. Tetapi, dalam program tersebut hanya bisa diikuti 60 anak saja setiap tahunnya.

“Dalam kurun waktu itu baru ada 120 anak yang ikut program tersebut. Masih banyak lagi anak di Tuban yang harus mengikuti program itu,” terangnya.

Diungkapkannya, PPA-PHK itu telah dilaksanakan sejak 2 Mei 2011. Satu bulan pertama, 60 anak akan ditampung di shalter untuk diberi motivasi dan bimbingan. “Kemudian, setelah tiga bulan mengikuti program, mereka bisa melanjutkan untuk sekolah. Tahun sebelumnya, yang ikut dalam program tersebut telah sekolah semua. Semoga, tahun ini bisa seperti sebelumnya,” tuturnya.

Sementara itu, Didik Sunanto (15), salah satu peserta PPA-PKH asal Kelurahan Perbon, Kecamatan Kota, Tuban, mengaku senang saat ia mengikuti program itu.

Bocah lulusan SMP itu terpaksa putus sekolah lantaran tidak memiliki biaya untuk melanjukan ke jenjang sekolah lebih tinggi, karena telah ditinggal ibunya ke Kalimantan.

”Saya bekerja menjadi tukang becak di wilayah Sunan Bonang. Pengahasilanya  hanya cukup untuk makan. Tapi, kalau untuk sekolah masih tidak,” ungkap Didik, sembari menambahkan setelah mengikuti progam ini, dia bisa melanjutkan sekolah lagi dari bantuan Dinas Pendidikan. (pam/isp)

Senin, 23 Mei 2011

Nano : Neolib dan Kapitalis Jalan Menuju Kehancuran Rakyat INDONESIA

- Zona Nano -

Oleh : Nano Che !

Salam Pembebasan  !

A. Kondisi Rakyat Terkini

Kondisi Indonesia hari ini tak ubahnya seperti kondisi jaman kolonial masih berkuasa, dimana rakyatnya masih bergumul dengan kesengsaraan, kata-kata kesejahteraan seakan hanya menjadi janji-janji yang sudah muak diperdengarkan untuk rakyat di negeri ini. Rakyat Indonesia masih hidup memprihantinkan, sedangkan pemimpin negeri ini hanya sibuk mengurusi kepentingan-kepentingan golongan untuk sesuatu yang pasti yaitu UANG dan KEKUASAAN.

Kondisi terkini, dimana rakyat masih hidup memprihatinkan, hak-hak hidupnya telah dirampas. Hal ini tercermin oleh adanya ketimpangan sosial yang terjadi, mereka yang hidup digaris kemiskinan tak medapatkan jaminan kesehatan dan pendidikan. Saat rakyat miskin sakit, mereka akan dipersulit dengan registrasi yang berbelit-belit dan mempersulit dan akhirnya seolah menyimpulkan bahwa " Orang Miskin Dilarang Sakit ", ketidak adilan bukan hanya terjadi dibagian kesehatan tapi juga terdapat pada dunia pendidikan, adanya program pendidikan WAJAR 12 Tahun hanya menjadi iming-iming yang tak dirasakan seluruh anak bangsa terutama mereka yang miskin. Pendidikan untuk rakyat miskin tak jarang pula diperjual belikan, kondisi dilapangan ini tentunya sudah diketahui oleh " Sang Penguasa ". Tapi mereka lebih suka bicara tentang politik kekuasaan .

B. Neoliberalisme dan Kapitalisme Membelenggu Rakyat.
Kondisi rakyat dinegeri ini yang kian memprihatinkan, hanya menjadi bahan tontonan dan diskusi "kosong" bagi para pemimpin negeri ini yang ujung-ujungnya tak pernah bermanfaat bagi rakyat. Mereka tahu kemiskinan telah merajarela negri yang kaya ini, tapi bagi mereka kemiskinan hanya menjadi angka yang fluktuatif, tak jarang mereka dengan "Congkak" memperdengarkan "Prestasi" semu bahwa mereka telah berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran tanpa tahu bahwa dibalik itu semua hidup rakyat Indonesia semakin memprihatinkan.

Sikap pemimpin yang semakin "bobrok" ini tak terlepas dari sistem yang mereka anut dan di"agung-agun"kan sebagai jalan menuju kemajuan bangsa, yaitu "Neoliberalisme dan Kapitalisme". Sistem ini sebenarnya diciptakan oleh negara-negara kolonial barat yang ingin menguasai pasar-pasar potensial didunia untuk kepentingan modal mereka, salah satu favorit pasar potensial itu adalah negara-negara berkembang yang menyediakan banyak SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan harga murah dan semua itu ada dan telah disediakan oleh Indonesia. Lihatlah seluruh kekayaan dinegeri ini sebagian besar dikuasai dan diolah perusahaan asing, rakyat hanya bisa merasakan akibat dari adanya eksploitasi alam, longsor, banjir dan gempa adalah warisan eksploitasi yang harus dirasakan rakyat. Kita tidak bisa berbuat banyak karena kekayaan alam ini telah dijual oleh para penguasa negeri ini .

Korban Neoliberalisme dan Kapitalisme bukan hanya kekayaan alamnya saja tapi juga sumber daya manusianya pun siap untuk diperas habis-habisan, ya ! hal ini sangat pasti terjadi karena pemimpin negeri telah menjajikan dan menyiapkan tenaga manusia yang dapat digaji murah. Hal ini dapat tercermin dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang menetapkan kebijakan UMK (Upah Minimum Kerja) yang jauh dari kata cukup bahkan untuk makan saja masih terbilang pas-pas'an, UMK yang tidak menyentuh standart upah layak-pun ( 2jt ) seakan menjadi kebijakan yang mencekik kehidupan kaum buruh di Indonesia. Selain kebijakan pengupahan, pemerintah juga menjadi robot bagi para pemodal melalui kebijakan-kebijakannya, banyak kebijakan yang menjadi harapan kaum buruh hanya menjadi wacana basi atau bahkan hanya menjadi tumpukan kertas yang tak jelas penerapannya, kebijakan itu antara lain Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kebijakan Perburuhan sampai pada UU Perlindungan Ketenagakerjaan. Selain buruh dalam negeri, Indonesia pun siap mengekspor tenaga kerja ke luar negeri, tentunya juga dengan harga yang terjangkau namun bisa diperlakukan sesuka hati, tak adanya perindungan kepada para pahlawan devisa negara seakan secara tidak langsung menyatakan bahwa para pekerja Indonesia ini siap untuk diperlakukan sesuka hati bahkan sampai kehilangan nyawa.

C. Kebangkitan Rakyat dan Semangat Sosialisme, Pintu Masuk Menuju Kesejahteraan Rakyat !

Segala penderitaan hidup rakyat Indonesia, saat ini telah terakumulasi menjadi sebuah rasa muak yang tertahan dan terpendam. Rakyat telah berhasil disibukkan dengan pemikiran bagaimana cara agar tetap bisa bertahan hidup, sadarilah bahwa selama kita masih berfikir seperti itu maka selama itu kita akan terus diperas habis-habisan. Maka dari itu mulailah untuk berfikir, bagaimana cara kita keluar dari " Belenggu Setan" ini ? bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi juga untuk bisa merasakan kesejahteraan hidup di negeri sendiri. Singkatnya kebangkitan rakyat dan semangat sosialisme dengan jargon "Pembebasan Nasional" bisa dijadikan pintu keluar menuju kesejahteraan rakyat yang sesungguhnya .

Bangkitlah Rakyat Indonesia, Nasib kita ada di tangan kita sendiri . . .
Bukan di tangan para Pemodal . . .
Bukan di Meja-meja lobi para penguasa negeri ini . . .
Tapi, ditangan dan semangat RAKYAT INDONESIA  . . .

Nak, Urungkan Niatmu Jadi Sarjana...

Oleh Daus
KOMPAS.com "Maafkan aku, Nak, ya. Urungkan niatmu untuk menjadi sarjana. Ayah tidak sanggup menyediakan uang sebesar itu dalam waktu sekejap."
Kata itu mungkin yang sering muncul dari seorang ayah yang anaknya diterima menjadi mahasiswa jalur undangan perguruan tinggi negeri (PTN). Dulu, jalur ini dikenal dengan penelusuran minat dan kemampuan, atau kerap disingkat PMDK.
Bagaimana tidak, seorang teman di Facebook, Coen Husain Pontoh, menuliskan keluh kesahnya di statusnya. "Keponakan saya keterima di salah satu universitas terkemuka di Pulau Jawa melalui jalur "undangan". Tapi, untuk bisa masuk kuliah, ia pertama kali harus bayar Rp 40 juta kontan," tulisnya.
"Kampusnya terkenal sebagai kampus rakyat, namanya: Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta," tulisnya di
http://www.facebook.com/home.php#!/coenhusainpontoh/posts/10150185073318500.
Bayangkan, orangtua yang gajinya di atas upah minimum, katakanlah Rp 2,5 juta per bulan, belum tentu bisa menyediakan uang sebesar itu dalam waktu singkat. Kecuali, kalau orangtua itu nyambi korupsi tentunya. Padahal, upah minimum seorang buruh atau karyawan/karyawati di Jakarta berkisar Rp 1,2 juta.
Pada situs Pemprov DKI Jakarta tertanggal 29 November 2010 diberitakan bahwa upah minimum DKI Jakarta (UMP/UMR DKI Jakarta) tahun 2011 ditetapkan sebesar Rp 1.290.000 per bulan per orang. Apa ini artinya? Artinya, jika kita anak seorang buruh yang gajinya sesuai dengan upah minimum atau dua kalinya upah minimum yang ditetapkan pemerintah, kita dilarang untuk menjadi mahasiswa.
Kampus hanya untuk orang kaya. Orang miskin dilarang masuk kampus untuk belajar. Yang boleh belajar di kampus adalah orang-orang kaya. Sementara jika pendidikan tinggi adalah salah satu pintu masuk untuk mengubah kehidupan agar lebih baik, pintu itu sekarang sudah perlahan-lahan ditutup.
Yang kaya makin kaya dan yang miskin tetaplah miskin. Tak peduli di negeri yang mengklaim berdasarkan Pancasila, yang berdasarkan Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keadilan Sosial. Yang jelas di negeri ini anak orang miskin silakan minggir dari pendidikan tinggi.
"Salah sendiri lu miskin, orang miskin, enyah aja lu".
Mungkin, itu kata-kata yang muncul di pikiran, hati, dan lisan para petinggi negeri ini, yang membiarkan komersialisasi pendidikan semakin menggila.
Nak, urungkan niatmu jadi sarjana ya….
Sudah jangan menangis terus, Nak….
Mungkin kita hidup di negeri yang salah.…
Di negeri yang menganggap orang-orang miskin hanya sekadar angka, bukan warga negara….

Marzuki Alie: 70% Anggota DPR Bawa Petaka


"Ini yang menyebabkan masyarakat rindu terhadap Orde Baru."
 
Minggu, 22 Mei 2011, 05:47 WIB
 

VIVAnews - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengatakan, banyak anggota DPR yang masih muda dan berwajah baru --yang selama ini diharapkan membawa perubahan nasib bangsa ke arah yang lebih baik-- justru malah membuat lembaga parlemen semakin bobrok. “70 persen yang muda dan baru-baru itu, justru malah membawa petaka,” kata dia saat memberi sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Bimbingan Teknis Partai Demokrasi Pembaruan di Denpasar, Bali, Sabtu malam, 21 Mei 2011.

"Ini yang menyebabkan kerinduan masyarakat terhadap Orde Baru. Kenapa begitu? Karena DPR-nya bobrok."

Dia mengakatakan, sejak September 2009, berdasarkan hasil survei sebuah lembaga, kepercayaan publik terhadap legislatif terus menurun. Ia menyebut angka di kisaran 24 persen. Padahal, DPR kali ini merupakan produk reformasi yang diharapkan mampu berbuat lebih meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Tetapi, setelah 10 tahun berjalan apa yang terjadi? Kasus korupsi, asusila, dan arogansi justru terjadi pada anggota DPR. DPR itu menjadi sumber masalah. Itu fakta,” katanya.

Menurut dia, peralihan kekuasaan dari Orde Baru ke Ode Reformasi diharapkan mampu mengubah kesan DPR dari pemberi legitimasi kebijakan penguasa menjadi badan kontrol dan penyambung aspirasi publik. Tetapi, katanya, peran itu tak mampu dijalankan anggota DPR. “Yang duduk di DPR sekarang itu hanya mikir duit, dan duit saja. Hampir seperti selebriti, cari panggung, ngomong sana-ngomong sini. Sementara yang tidak bisa ngomong datang, absen lalu pulang," katanya.

Untuk itu, tak ada cara selain melakukan perubahan mendasar di lembaga perwakilan rakyat tersebut. “Perubahannya melalui sistem. Karenanya kita buat rencana strategis. Kita harus ubah total. Proses kaderisasi di partai politik itu harus berjalan, harus ada pembenahan secara sistematis,” ujarnya. (Laporan Bobby Andalan, Bali)
• VIVAnews

Minggu, 22 Mei 2011

Banyak dari Teman-temanku Tak Bisa Kuliah

Oleh : Nano Che

Gong ke”LULUS”an sudah dibunyikan, beragam cara dilakukan untuk merayakan kesuksesan ini. Ya ! mereka yang lulus UNAS tahun ini terasa lebih istimewa, karena mereka telah lolos dari ” UJIAN PERCOBAAN “ yang diklaim sebagai sistem terbaik karena menggunakan lima soal berbeda .
Tapi, kegembiraan itu akan terasa sesaat. Karena setelah itu kami yang dinyatakan LULUS harus memeras dan memaksa otak untuk “Kerja Rodi” memikirkan bagaimana nasib selanjutnya . Ada dua pilhan yang paling mendasar yaitu pilih “KULIAH atau KERJA” tentu kuliah menjadi pilihan utama untuk sebuah masa depan yang lebih cerah .

Hari itu 18 Mei 2011, aku menerima kunjungan dari beberapa kawan lama. Masalah masa depan jadi trending topik kita hari itu, dari pembahasan panjang itu timbul keluhan mengenai biaya perkuliahan yang semakin menggila.  Ya, keluhan mereka buka keluhan kosong paling tidak dikota kami, kota Surabaya tercinta beberapa UNIVERSITAS NEGERI menaikkan biaya masuk kuliah.  Kabar itu tentu terdengar oleh sebagian pelajar termasuk kawan-kawanku banyak dari mereka akhirnya memilih untuk BEKERJA pilihan yang sulit memang, tapi inilah hidup bagi mereka kalau biaya kuliah naik maka kuliah pun bisa jadi hanya mimpi.

Mereka harus berkorban. Korbannya adalah masa depan mereka sendiri, lihat orang tuanya mencari nafkah untuk hidupi keluarga, sedang adiknya masih membutuhkan pendidikan juga. Suatu keadaan yang membuat mereka tak bisa memaksakan mimpi karena tembok-tembok materi yang menghadang, tak ada yang salah dengan keputusan mereka . Yang salah adalah sikap pemimpin-pemimpin negeri ini yang bertanggung jawab melalui pemerintah, mereka tahu akan kondisi seperti ini karena nasib ini banyak menimpa anak bangsa yang alamnya kaya raya ini. Mereka hanya bisa diam melihat potret miris nasib anak bangsa,  mereka hanya bisa menuntut HAK mereka ( Mlancong dan perbaikan fasilitas ) tanpa melaksanakan KEWAJIBAN mereka sebagai pemimpin bangsa .

Dengarkan Teriakan Kami, Anak Bangsa Yang Mimpinya Kau KANDAS-kan :

” KAMI TAK PEDULI DENGAN CARUT MARUT POLITIK dan KEKUASAAN, KAMI HANYA INGIN MEMINTA SATU HAL, DENGARKAN SUARA KAMI YANG MASIH PUNYA MIMPI UNTUK BANGSA INI: ” KAMI INGIN KULIAH , PAK !!! “

FAM UNAIR : AKSI MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL !!

20 Mei merupakan tanggal yang tidak asing lagi bagi kita semua rakyat Indonesia, karena tanggal itu adalah hari lahirnya organisasi Boedi Oetomo, yang menjadi salah satu tonggak kebangkitan pergerakan nasional melawan kolonialisme Belanda.


Awal Massa Berkumpul (Humas Aliansi)
Boedi Oetomo pada saat itu adalah perkumpulan kaum muda yang berpendidikan dan peduli terhadap nasib bangsa, yang antara lain diprakarsai oleh Dr.Soetomo, Dr.Wahidin Soedirohoesodo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Mereka adalah hasil didikan lembaga pendidikan kolonial Belanda pada era politik etis, tapi dengan pendidikan yang mereka berbalik melawan kolonial Belanda. Semangat anti kolonialisme ini akhirnya tersebar luas hingga melahirkan organisasi pergerakan lainnya, yang kemudian mampu menggulingkan kekuasaan kolonial.
Namun sayangnya, sekalipun negara ini katanya telah merdeka, apa yang terjadi saat ini justru sangat jauh dari makna merdeka. Penjajahan nyata terjadi dialami kaum buruh, pelajar, petani, dan rakyat pekerja lainnya.
Hanya saja penjajahan yang kita alami sekarang tidak terlihat oleh kasat mata dan dengan cara kekerasan seperti yang dilakukan kolonial Belanda jaman dahulu, tetapi lewat investasi atau penanaman modal ke Indonesia yang melahirkan adanya kemudian melahirkan privatisasi aset-aset publik dan penguasaan kekayaan alam Indonesia oleh pihak asing.
Sebagai contohnya di sektor perburuhan, kaum buruh saat ini terjerat dengan sistem kerja kontrak, outsourcing dan politik upah murah, yang merupakan rekomendasi dari Internasional Monetary Fund (IMF) untuk menerapkan Labour Market Flexibility (LMF) atau pasar tenaga kerja yang fleksibel. Terjadi perampasan tanah-tanah rakyat untuk kepentingan kawasan pertambangan dan industri para pemodal.
Penetrasi neoliberalisme itu juga terlihat nyata dalam produk perundang-undangan kita yang sarat dengan titipan para pemodal asing, misalnya saja UU Penanaman Modal Asing (PMA) yang memberikan kewenangan kontrak karya selama 95 tahun kepada perusahaan asing.
Dunia pendidikan pun tidak luput dari penetrasi Neoliberalisme. Pemerintah telah melepas tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan pendidikan yang layak untuk warga negaranya, namun malah menyerahkannya ke mekanisme pasar. Hal ini kemudian berdampak memicu kenaikan besar-besaran biaya pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi, seperti misalnya kasus kenaikan biaya SP3 di kampus kami, Universitas Airlangga. Bisa akan mudah kita tebak bila liberalisasi pendidikan ini terus terjadi, anak-anak dari kaum buruh, petani, nelayan akan kesulitan di berkuliah di kampus kita ini.
Hal ini semakin menunjukkan bagaimana watak dari pemerintah kita hari ini, yang lebih suka korupsi dan menjadi anteknya negara-negara kapitalis. Pemerintah yang seharusnya menjamin kesejahteraan rakyatnya, justru melepas tanggung jawabnya dan tunduk kepada kaum pemodal. Hal ini jelas sangat bertentangan dan senyata-nyatanya merupakan pengkhianatan terhadap cita-cita para pejuang kemerdekaan dulu yang menginginkan Indonesia setelah merdeka rakyatnya menjadi makmur dan sejahtera.
Maka dari itulah dalam momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini, kami dari Forum Advokasi Mahasiswa Universitas Airlangga menyatakan sikap :
1.  Neoliberalisme (Penjajahan Gaya Baru) adalah musuh bersama dari Mahasiswa dan Rakyat Pekerja Indonesia.
2.   Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk membangun kantong-kantong perlawanan dalam rangka menghancurkan sistem kapitalisme-neoliberal yang terbukti hanya membawa kesengsaraan dan kemelaratan rakyat.