Kamis, 01 September 2011

Negara Bukan Perusahaan !!

Oleh : Nano Che .

Sudah 10 tahun lebih rezim orde baru di gulingkan oleh kekuatan rakyat Indonesia, rezim yang berkuasa dengan kekuatan bersenjatanya akhirnya juga harus tumbang ditengah AMARAH rakyat yang meluap .

Hari ini sesudah tumbangnya rezim ORBA, masyarakat kembali tertindas oleh rezim penguasa yakni REZIM BABI ( S .BAmbang . Y - BoedIono ) tentunya dengan gaya yang berbeda . Kali ini mereka mengusung gaya GLOBALISASI melalui sistem ekonomi yang mereka anut yakni KAPITALIS - NeoLiberalisme.nya , melalui sistem ini tanpa sepengetahuan rakyat mereka telah menjual beberapa saham BUMN ketangan asing ( Pertamina, Telkom, dll ) belum juga dengan beberapa kekayaan alam Indonesia yang mereka serahkan kepada asing untuk menguras.nya dengan dalil " Penanaman Modal Asing " mreka telah gadaikan kekayaan alam ini . Mereka tak berhenti disitu, program pembangunan nasional ternyata hanya dijadikan "LADANG" Korupsi bagi para kader-kader "PILIHAN"nya . Dengan kedok Proyek pemerintahan mereka "kong-kalikong" yang ujung-ujung.nya menguras habis uang rakyat .

Merajarela.nya REZIM Penguasa hari ini tak lepas dari sukses.nya HEGEMONI bahwa :

" Ekonomi Nasional akan berkembang ditangan PENGUSAHA "Sukses".."
Tentunya setiap hegemoni memiliki tujuan dalam hal ini tujuan hegemoni rezim saat ini tak lain adalah bahwa nantinya rakyat akan terlena dan terbawa pada arus pemikiran bahwa ditangan pengusaha "Sukses" ekonomi Indonesia akan mengalami kemajuan .

Sukses.nya hegemoni ini menjadi pintu gerbang menuju jalan pintas para pengusaha besar untuk bisa masuk dalam area per-politikan tanah air atau paling tidak bisa menancapkan pengaruhnya . Hal ini bukan sebuah argumen tulisan saja karena setidaknya hal ini dapat dilihat semenjak REZIM ORBA runtuh dan diganti oleh Era Reformasi (Kata.nya) maka beberapa pengusaha besar mulai "Unjuk GiGi" dalam meniti karir politik.nya, tercatat beberapa nama pengusaha yang memulai karir politiknya seperti JUSUF KALLA (Golkar) dan Surya Paloh (Golkar) serta beberapa nama lainnya seperti ABURIZAL BAKRIE (Golkar) dll .Beberapa dari mereka SUKSES dengan karier politik.nya dan menjadi orang-orang berpengaruh dipartainya, tak sedikit dari mereka yang menjabat sebagai pejabat pemerintahan seperti Jusuf Kalla (Wapres 2004-2009) dan ABURIZAL BAKRIE (Menkokesra 2004-2009) .

Masuk.nya para pengusaha ini nanti.nya ( Ya . diakui ato Enggak ) akan sedikit banyak mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah di sektor-sektor tertentu dan sudah pasti sektor kebijakan ekonomi menjadi favorite intervensi mereka . Mau bukti ? ( Biar lebih jelas ) tengok sejenak kasus Lumpur LAPINDO di Sidoarjo, dalam sebuah ijin pengeboran logika.nya kesalahan yang dilakukan oleh PT.LAPINDO ( Perusahaan pengeboran milik keluarga Aburizal Bakrie ) merupakan tanggung jawab PT.LAPINDO seluruh.nya tanpa harus membuat pemerintah menguras anggaran hanya untuk "Membantu" meringankan tanggung jawab dr PT.LAPINDO . Kasus lain yang kita tak ketahui adalah semakin banyaknya perusahaan asing yang melakukan "BONGKAR PAKSA" kekayaan alam di negri ini, setelah Tambang Emas di"KURAS" habis oleh PT.FREEPORT Indonesia ( Milik AMERIKA) kali ini PT.NewMont (Inggris) menjadi penguras tambang emas dan biji besi di NTB .

Kebijakan-kebijakan "SESAT" pemerintahan di sektor ekonomi ini memang tak lepas dari intervensi para pengusaha yang terjun kedalam percaturan politik, mereka gunakan pengaruhnya untuk meng-intervensi segala kebijakan pemerintah . "Hubungan spesial" antara PEJABAT-PENGUSAHA menjadi sebuah trend, para politikus (individu) dan partai (organisasi) berlomba-lomba mencari sumber dana untuk mendanai kampanye pemilu mereka, melalui celah inilah para pemodal dan pengusaha me"nitip"kan beberapa kebijakan untuk mempermudah BISNIS mereka .

Semua kebijakan perekonomian yang diatas dan adanya intervensi dari para pengusaha baik yang terjun langsung maupun yang hanya menaruh pengaruh.nya ini hanya mengantarkan negri ini pada detik-detik
"Gulung Tikar".nya perekonomian nasional. Pemikiran bahwa Pengusaha yang "Sukses" akan mampu men"Sukses"kan perekonomian nasional . Logika sederhananya adalah mengolah sebuah perusahaan tak sama dengan mengolah sebuah negara, ini bukan masalah yang sepele karena mengolah negara bukan hanya mengoleh satu jenis perusahaan dengan satu jenis barang/jasa yang dihasilkan. Sedangkan para pengusaha itu hanya berpedoman pada ilmu-ilmu "SAKTI" BISNIS mereka . Seorang peraih hadiah nobel ekonomi dan juga pakar ekonomi dunia bernamaPAUL KRUGMAN dalam buku yang ditulisnya : 
"Negara Bukan Perusahaan" ,
mementahkan semua argumen dan "ILMU SAKTI" para pengusaha yang ingin "mengolah" ekonomi nasional (Amerika Serikat) . Paul Krugman menyatakan bahwa mengolah perusahaan jauh beda dengan mengolah "Perekonomian" nasional .

Perekonomian Nasional haruslah berpihak kepada kepentingan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya menyalurkan "hasrat" bisnis beberapa golongan . Masa depan kita bukan di OTAK para pengusaha itu, NEGARA BUKAN PERUSAHAAN yang Setiap KEKAYAAN.nya BISA DIJUAL-BELIKAN sedangkan rakyat.nya hanya menjadi penonton manis ditengah MIMPI-MIMPI SEJAHTERA .

Seharus.nya segala kekayaan itu barhak kita nikmati untuk kesejahteraan bangsa ini, namun semuanya telah digadaikan kepada pihak-pihak lain . Yang tersisa dinegri yang kaya ini adalah kemiskinan dan pembodohan .

Maka kita para rakyat yang berpendidikan tak boleh lagi terdiam dan hanya menjadi Penonton Manis atas aksi-aksi para penguasa yang telah merampok "KEKAYAAN PERTIWI" ini . Kita harus bergerak dan berikan totalitas perjuangan kita untuk merobohkan sistem yang sudah BOBROK dan BUSUK ini , kita harus berani bersatu dan lantang teriakan perlawanan dan kembali merebut "KEJAYAAN NEGERI" ini kawan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar